Abrasive is a material, often a mineral, that is used to shape or finish a workpiece through rubbing, which leads to part of the workpiece being worn away by friction. While finishing a material often means polishing it to gain a smooth, reflective surface, the process can also involve roughening as in satin, matte or beaded finishes. In short, the ceramics which are used to cut, grind and polish other softer materials are known as abrasives.
Cutting tool or cutter is used to cut, shape, and remove material from a workpiece by means of machining tools as well as shear deformation. There are several different types of single edge cutting tools that are made from a variety of hardened metal alloys that are vary in size as well as alloy composition depending on the size and the type of material being turned. These cutting tools are held stationary by what is known as a tool post which is what manipulates the tools to cut the material into the desired shape.
Machining is a process in which a material (often metal) is cut to a desired final shape and size by a controlled material-removal process. The processes that have this common theme are collectively called subtractive manufacturing, which utilizes machine tools, in contrast to additive manufacturing (3D printing), which uses controlled addition of material.
Material testing is an interdisciplinary field of materials science that covers the discovery of new materials and characteristic, classify particularly solids. The field is also commonly termed materials science and engineering emphasizing engineering aspects of building useful items, and materials physics, which emphasizes the use of physics to describe material properties.
Metrology is defined by the International Bureau of Weights and Measures (BIPM) as "the science of measurement, embracing both experimental and theoretical determinations at any level of uncertainty in any field of science and technology". It establishes a common understanding of units, crucial to human activity. Metrology is a wide reaching field, but can be summarized through three basic activities: the definition of internationally accepted units of measurement, the realisation of these units of measurement in practice, and the application of chains of traceability (linking measurements to reference standards). These concepts apply in different degrees to metrology's three main fields: scientific metrology; applied, technical or industrial metrology, and legal metrology.
Overall maintenance functions can defined as maintenance, repair and overhaul (MRO), and MRO is also used for maintenance, repair and operations. The technical meaning of maintenance involves functional checks, servicing, repairing or replacing of necessary devices, equipment, machinery, building infrastructure, and supporting utilities in industrial, business, and residential installations. Over time, this has come to include multiple wordings that describe various cost-effective practices to keep equipment operational; these activities occur either before or after a failure.
Sawing are commonly used for cutting hard materials. They are used extensively in forestry, construction, demolition, medicine, and hunting. saw is a tool consisting of a tough blade, wire, or chain with a hard toothed edge. It is used to cut through material, very often wood, though sometimes metal or stone. The cut is made by placing the toothed edge against the material and moving it forcefully forth and less vigorously back or continuously forward. This force may be applied by hand, or powered by steam, water, electricity or other power source. An abrasive saw has a powered circular blade designed to cut through metal or ceramic.
Setiap hari kita menggunakan beragam jenis alat elektronik yang menggunakan motor listrik dinamo kecil. Teknologi elektronik motor listrik inilah yang kemudian membuat kehidupan modern kita menjadi lebih nyaman dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Dari mesin kipas angin, blender, mesin cuci hingga hair dryer, mesin cukur hingga dinamo starter motor dan mobil ini bisa bergerak dengan bantuan motor listrik arus DC. Salah satu inovator motor listrik ini adalah pak Shigenobu Nagamori. Shigenobu Nagamori juga menjadi salah satu pemimpin perusahaan paling terkenal di Jepang, bersama dengan Masayoshi Son dari SoftBank Group dan Tadashi Yanai dari Fast Retailing, operator Uniqlo.
Shigenobu Nagamori lahir pada tahun 1944 yang juga dikenal sebagai seorang pengusaha miliarder Jepang, dan ketua serta CEO dari perusahaan Nidec, produsen mikromotor terbesar di dunia untuk hard disk dan drive optik. Nidec Corporation (日本 電 産 株式会社, Nihon Densan Kabushiki-gaisha) merupakan pabrikan motor listrik asal Jepang. Produk Nidec Corporation dapat ditemukan di hard disk drive, peralatan listrik, mobil, serta peralatan komersial dan manufaktur. Motor presisi kecil ini menjadi suku cadang mekanik otomotif, dan suku cadang optik elektronik yang dikembangkan dan diproduksi banyak dijual di dalam dan luar negeri, menempati peringkat ke-680 dalam Daftar Perusahaan Global Forbes pada tahun 2020. Pendiri Nidec, Shigenobu Nagamori, juga salah satu yang paling kaya di Jepang dan pernah menduduki peringkat pertama dalam peringkat “Operator Terkenal Heisei” yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Nidec pada tahun 2014.
Perusahaan Nidec Corporation ini memiliki pangsa pasar global terbesar untuk motor spindel kecil yang menggerakkan hard disk drive. Nidec Corporation dikenal kalangan industri dalam pengembangan, pembuatan, dan penjualan motor presisi kecil, motor otomotif, motor peralatan rumah tangga, motor komersial dan industri, motor untuk mesin, komponen elektronik dan optik, dan produk terkait lainnya. Dua kelompok produk dengan penjualan terbesar Nidec Corporation ini adalah motor penggerak hard disk dan produk otomotif dengan penjualan masing-masing 16% dan 22%.
Nidec Group mengkhususkan dan menangani produk aplikasi motor berdasarkan “segala sesuatu yang berputar dan bergerak,” yang berpusat di sekitar bisnis motor yang terdiri dari lini produk yang luas dari presisi kecil hingga motor berukuran super. Produk ini digunakan di semua jenis objek dan perangkat di sekitar kita yang penting bagi kehidupan dan masyarakat kita.
SEJARAH AWAL NIDEC
Kesuksesan perusahaan manufaktur mesin listrik NIDEC ini tidak terlepas dari kegigihan foundernya. Shigenobu Nagamori yang lahir di desa di Kyoto. Shigenobu Nagamori dibesarkan dalam keluarga petani pemilik tanah. Dia lulus dengan gelar di bidang teknik kelistrikan dari Universitas Politeknik dekat Tokyo dan bekerja untuk dua perusahaan teknik sebelum mendirikan Nidec pada tahun 1973. Awalnya Ia tidak memiliki modal yang memadai dan memulai usahanya merakit motor listrik di garasi rumahan. Awalnya, perusahaan ini hanya memiliki 3 pegawai dengan mesin pertama mereka yang dibuat di sebuah garasi sebelah peternakan milik Ibu Nagamori di Kyoto.
Pak Shigenobu Nagamori sebenarnya juga memiliki bakat menjadi Salesman, namun karen menerima banyak penolakan yang dilakukan oleh perusahaan Jepang terhadap mesin pertama Nagamori, membuat pria berusia 73 tahun ini memberanikan diri mencari lead dengan melakukan kontrak dengan negara Amerika Serikat dan memenangkan kontrak besar senilai 3M untuk sebuah motor mesin alat perekam, hal ini pula yang membuat perusahaan Nidec tumbuh didalam dan diluar Jepang.
Semasa era 70-an, setelah hancurnya ekonomi Jepang saat dijajah Amerika serikat, membuat kehidupan orang Jepang pada masa itu sangat keras sekali. Negeri tetangga Jepang membenci Jepang karena dosa saat perang dunia kedua. Namun ditengah kehacuran pasca perang tersebut, kaum industrialis dan penemu Jepang dari kalangan rakyat biasa justru tumbuh dan berkembang dan bermunculan perusahan elektronik dan mesin yang tersohor saat ini.
Berbagai literatur menyebutkan bahwa pak Shigenobu Nagamori juga bukan hanya seorang teknisi yang terampil, tetapi juga seorang salesman yang berbakat agresif. Nidec juga masih memproduksi motor presisi kecil di Kyoto. Ini menyesuaikan diri untuk memanfaatkan meningkatnya permintaan akan motor di berbagai produk, termasuk kendaraan listrik, robot, peralatan hemat energi, dan bahkan penggerak drone. Berikut ini sejarah manuver akuisisi dan strategi merger yang dilakukan Nidec Corporation:
Nidec masih bertahan hingga saat ini dikarenakan gaya menajerial yang dimiliki oleh Shigenobu Nagamori mampu membuat para pekerja perusahaan memiliki motivasi untuk bekerja keras seperti apa yang dikatakan oleh CEO mereka (Ken Kusunoki, Professor Strategi Bisnis Universitas Hitotsubashi Tokyo). Bahkan, pekerja baru Nidec harus membersihkan toilet setiap harinya. Kusunoki menambahkan, hal inilah yang membuat Nidec sangat menguntungkan.
Dimulai dengan akuisisi pertama divisi fan aksial Torlin pada Februari 1984, hingga akuisisi Robotec pada November 2019, Nidec telah melaksanakan 66 merger dan akuisisi dalam 35 tahun, dan di antaranya Lebih dari setengah target M&A adalah perusahaan luar negeri, sebagian besar adalah perusahaan Inggris, Amerika, Jerman, Prancis, dan Italia, dan ada juga banyak kasus akuisisi yang menargetkan perusahaan China. Perusahaan yang menerapkan strategi M&A untuk jangka panjang dan berkelanjutan jarang terjadi di Jepang.
FILOSOFI Shigenobu Nagamori: “Do it now, do it, and do it until it’s done”
Pada tahun 2003, ketika Nagamori membeli Perusahaan Sankyo Seiki industry berbasis pembuatan robot, perusahaan kehilangan US$280 juta. Tetapi, 12 bulan setelahnya perusahaan mendapatkan profit sebesar US$178 juta. Bahkan pada rapat fiskal 2018 kemarin Nidec mencatat penjualan bersih dan laba operasi tertinggi, di antara angka-angka lainnya, pada paruh pertama dan triwulanan, dan juga menaikkan proyeksi dividen akhir tahun, tidak gentar oleh ketegangan perdagangan global dan tanda-tanda angin lemah dalam perekonomian. “Jika Anda ingin menerbangkan layang-layang tanpa angin, Anda harus mampu berlari,” kata Nagamori sambil menjelaskan pendekatan proaktif perusahaan untuk meningkatkan laba operasinya tanpa terpengaruh oleh kondisi makroekonomi.
Sebenarnya, Nidec telah sibuk terlibat dalam pepatah berjalan karena dengan cepat mendapatkan kembali banyak pabriknya untuk memenuhi permintaan produksi pasar yang merupakan bagian yang berkembang dari portofolio bisnis perusahaan saat ini. Di antara area pertumbuhan, penekanan khusus ditempatkan pada motor dan komponen lain untuk mobil, peralatan rumah tangga, serta aplikasi industri, komersial, dan robot. Pabrik-pabrik di Asia Tenggara yang sebelumnya telah memproduksi motor untuk hard disk drive digunakan untuk membuat roda gigi robotik. Nidec juga berinvestasi di pabrik baru di luar negeri untuk memproduksi produk andalannya untuk mobil: sistem motor traksi e-axle.
Dengan jaringan produksi global muncul fleksibilitas. “Kami memiliki sekitar 210 pabrik yang tersebar di 43 negara dan kami dapat memasok produk yang sama dari bagian mana pun di dunia. Ini adalah salah satu kekuatan unik kami,” kata Nagamori. Jejak Eropa dari bisnis peralatan robotik Nidec secara historis relatif ringan, tetapi itu telah berubah dengan akuisisi baru-baru ini yang dilakukan oleh anak perusahaan Jepang Nidec-Shimpo yang telah memperkuat kemampuan grup perusahaan di bidang ini juga.
Nagamori juga menyinggung gesekan perdagangan AS-China yang mendapat perhatian di berita. “Beberapa pelanggan kami telah meminta agar kami mentransfer produksi beberapa komponen kami yang diproduksi di China ke Meksiko. Ini tidak menjadi masalah sama sekali; kami memiliki pabrik serupa di Meksiko, Vietnam, dan Rumania untuk menyebutkan beberapa negara. Faktanya, dengan mengosongkan ruang di pabrik China kami, kami dapat meningkatkan produksi domestik motor traksi otomotif untuk pasar China. “
STRATEGI NIDEC MENGHADAPI PANDEMI
Meski epidemi Covid-19 baru melanda Jepang untuk pertama kalinya pada April 2020, karena tidak mungkin meramalkan penyebaran epidemi, pak Shigenobu Nagamori, yang selalu menganut konsep “cash as king”, mengadopsi sikap investasi yang berhati-hati. “Dalam kasus prospek yang tidak pasti, mudah untuk tidak berinvestasi.” Saat ini, konsep tersebut telah diakui dan diikuti oleh sejumlah besar operator, namun yang cukup mengejutkan adalah pada tahun 2021, dalam konteks ekspansi yang terus menerus atau bahkan seriusnya infeksi virus Covid-19 di Jepang, Nidec kembali mengimplementasikannya. strategi M&A. “Lakukan sekarang, lakukan, dan lakukan hingga selesai” membuat raksasa industri ini selalu penuh dengan antusias M&A.
Pada 5 Februari 2021, Nidec secara resmi mengumumkan akuisisi Mitsubishi Heavy Industries Work Machinery Co., Ltd., anak perusahaan Mitsubishi Heavy Industries dengan sejarah lebih dari 130 tahun. Kabarnya harga belinya sekitar 30 miliar yen. Akuisisi Nidec dalam skala besar bertujuan untuk mendorong bisnis utamanya, motor penggerak kendaraan listrik (EV), ke basis kompetitif dan merebut peluang bisnis.
Padahal, di panggung Merger dan akuisisi era 2020, Nidec tak pernah absen meski diam. Pada bulan Oktober tahun itu, Nidec telah mengumumkan pada pertemuan akun terakhir bahwa mereka akan “memulai kembali M&A”. Latar belakangnya, kinerja perseroan telah pulih kembali. Alasan mengapa Nidec dapat memperoleh untung di bawah invasi epidemi mahkota baru justru karena dua dari lima M&A pada tahun 2019 sebelum epidemi melanda – penggabungan bisnis suku cadang lemari es dari perusahaan peralatan rumah tangga terkenal Amerika Whirlpool Corporation . Dan akuisisi bisnis dalam kendaraan Omron (Guangzhou) Automotive Electronics Co., Ltd. Dalam dua kasus M&A ini, Nidec masing-masing menginvestasikan 100 miliar yen. Setelah integrasi strategis, profitabilitas perusahaan meningkat secara signifikan, dan efisiensi modalnya juga meningkat pesat.
Tidak sulit untuk melihat bahwa jalan M&A Nidec tidak penuh dengan taipan lokal yang “membeli secara eksplosif”. Sebaliknya, sejarah Merger dan akuisisi Nidec sangat panjang dengan tiga karakteristik khas “sejarah panjang, jumlah besar, dan jumlah tinggi” menunjukkan kebijaksanaan dan strategi “Langkah demi langkah” di sekitar industri teknologi inti perusahaan, Nidec telah mengakuisisi banyak perusahaan domestik dan luar negeri atau perusahaan mereka. bisnis terkait melalui strategi M&A yang cermat, dan secara aktif mengintegrasikannya, sehingga M&A dan pengembangan perusahaan saling melengkapi, dan bahkan saling melengkapi. Contoh klasik M&A.
“M&A adalah pertukaran uang dengan waktu.” Orang yang mengatakan kalimat ini selamanya adalah Shou Shigeo. Ini juga merupakan keyakinan “Tiga Anjuran” yang telah diterapkan secara menyeluruh dalam strategi M&A perusahaan. Melihat proses bisnis 48 tahun Nidec Selama 37 tahun, strategi M&A telah diterapkan secara aktif dan bahkan intensif. Justru dengan mengandalkan “sejarah merger dan akuisisi” modal Nidec telah tumbuh dari 20 juta ketika didirikan menjadi 88,784 miliar yen, meningkat 4439 kali lipat. Ia juga mengandalkan merger dan akuisisi yang berkelanjutan, di tahun epidemi ketika ekonomi Jepang umumnya lemah, Sebaliknya, Nidec dapat memperoleh keuntungan melawan tren dan terus menerapkan strategi M&A yang lebih aktif dan bijaksana.
Dari merger dan akuisisi Nidec, kita dapat melihat bahwa kekuatan dan merger dan akuisisi perusahaan bukanlah masalah pertama dari ayam atau telur. Ini juga merupakan “Lakukan sekarang, harus lakukan, lakukan sampai selesai”. Konsep inti M&A bukanlah tradisional “mengumpulkan dulu, kemudian memperoleh”, tetapi “memperoleh sambil mengumpulkan”, seperti yang dikatakan Yongshou Shigeobu: “M&A seperti mengisi potongan-potongan teka-teki.” Sungguh. Justru melalui M&A Nidec membeli teknologi inti yang telah dikembangkan perusahaan lain selama bertahun-tahun, mengisi celah teknis perusahaannya sendiri, dan terus mengintegrasikannya, membuat pengembangan perusahaan lebih sempurna.
Karena apa yang disebut konsep pembangunan adalah “cetak biru”, M&A adalah “teka-teki”, dan pada akhirnya membentuk “lanskap” bisnis. Bagi banyak perusahaan, proses pengembangan Nidec tidak ada bandingannya, tetapi hal itu memberikan suntikan detak jantung untuk M&A di bawah epidemi. “Lakukan sekarang, lakukan, dan lakukan sampai selesai” akan membuat merger dan akuisisi perusahaan lebih lama.
No.
Year
Month
Japan
International
1
1984
February
Torin Corporation
Axial fan division (USA)
2
1989
January
DC Pack
3
1989
March
Shinano Tokki
4
1991
May
Power General Corporation (USA)
5
1992
January
Japan Seagate
Precision composite parts division
6
1993
October
Masaka Electronics
7
1995
February
Kyoritsu Machinery
8
1995
February
Shimpo Industries
9
1996
February
Daisan Industry
10
1997
March
Tosok
11
1997
April
Read Electronics
12
1997
May
Kyori Kogyo
13
1997
October
Nidec Power General
14
1998
February
Cone Art Kilns Corporation (Canada)
15
1998
February
Copal
16
1998
February
Copal Electronics
17
1998
February
PST
18
1998
October
Shibaura Nidec
19
1999
May
Kyowa Hightech
20
1999
October
Nemicon
21
2000
March
Y-E Drive
22
2000
October
Seagate Corporation
Motor division of Rangsit Plant (Thailand)
23
2003
October
Sankyo Seiki Mfg.
24
2006
November
FUJISOKU
25
2006
December
Valeo S.A.
Motor & actuator business division (France)
26
2007
February
Brilliant Manufacturing Ltd.
(Singapore)
27
2007
April
Japan Servo
28
2010
January
Home appliance motor business of ACC Corporation (Italy)
29
2010
February
SC Wado Component Co., Ltd. (Thailand)
30
2010
September
Motors & Controls business of Emerson Electric Co. (USA)
31
2011
July
SANYO Seimitsu
32
2012
April
The Minster Machine Company (USA)
33
2012
May
Ansaldo Sistemi Industriali S.p.A. (Italy)
34
2012
September
Avtron Industrial Automation, Inc. (USA)
35
2012
October
SCD Corporation (Korea)
36
2012
November
Kinetek Group Inc. (USA)
37
2012
December
Jiangsu Kaiyu Auto Appliance (China)
38
2014
January
Mitsubishi Materials C.M.I.
39
2014
March
Honda Elesys
40
2015
February
Geräte- und Pumpenbau GmbH Dr. Eugen Schmidt (Germany)
41
2015
May
Motortecnica s.r.l. (Italy)
42
2015
July
SR motor and drive business of China Tex Mechanical & Electrical Engineering Ltd(China)
43
2015
August
Arisa, S.A. (Spain)
44
2015
August
KB Electronics, Inc. (USA)
45
2015
September
E.M.G. Elettromeccanica S.r.l. (Italy)
46
2015
September
PT. NAGATA OPTO INDONESIA (Indonesia)
47
2016
May
E.C.E. S.r.l. (Italy)
48
2016
May
ANA IMEP S.A. (Romania)
49
2016
December
Canton Elevator, Inc. (USA)
50
2017
January
Motor and Electric Power Generation businesses of Emerson Electric Co. (France)
51
2017
January
Drive business of Emerson Electric Co. (UK)
52
2017
March
Vamco International, Inc. (USA)
53
2017
July
LGB Elettropompe S.r.l. (Italy)
54
2017
July
Secop Group (Germany)
55
2017
October
Tokyo Maruzen Industry
56
2017
October
SV Probe Pte. Ltd. (Singapore)
57
2017
November
driveXpert GmbH (Germany)
58
2018
April
Genmark Automation, Inc. (USA)
59
2018
July
CIMA S.p.A. (Italy)
60
2018
August
MS-Graessner GmbH & Co. KG(Germany)
61
2018
November
Chaun-Choung Technology Corp.(Taiwan)
62
2019
February
Systeme + Steuerungen GmbH(Germany)
63
2019
March
DESCH Antriebstechnik GmbH & Co. KG(Germany)
64
2019
July
Compressor business of Whirlpool Corporation (Brazil)
65
2019
October
OMRON Automotive Electronics Co. Ltd.
66
2019
November
Roboteq, Inc. (USA)
UNIVERSITAS BESAR MENGHASILKAN SDM KURANG BAIK
Shigenobu Nagamori beranggapan bahwa motor penggerak perusahaan adalah karyawan pekerja itu sendiri. Oleh sebab itu Shigenobu Nagamori berfokus pada management sumber daya manusianya. Shigenobu Nagamori tak segan menggelontorkan dana perekrutan yang banyak, namun bukan untuk mencari yang nilai kertas terbaik, tapi justru untuk mencari orang yang mentalitasnya kuat. Pada awal tahun dengan jumlah pegawai yang hanya sedikit dan menerapkan sistem hire rejects. Lulusan universitas kecil dan SDM yang dianggap ‘tidak mampu’ diatas kertas tetap diberi kesempatan. Shigenobu Nagamori berusaha melatih dan membina para pekerjanya agar menjadi lebih baik.
Nidec Corporation juga tidak lupa untuk mempromosikan diri, walaupun produk yang mereka hasilkan berada didalam komponen sebuah sistem rangkaian elektronik, Nidec pernah mengumumkan peluncuran pernyataan perusahaan baru yang mengkodifikasikan nilai-nilai inti yang dianut dan berusaha dibagikan oleh Nidec dengan para pemangku kepentingannya. Pernyataan baru, “All for Dream” atau “Semua untuk impian”, akan diterapkan di seluruh perusahaan grup Nidec mulai 1 April 2007 dan seterusnya.
Saat ini, NIDEC Corporation secara Grup mempekerjakan 128.000 karyawan lebih di berbagai negara. Berdasarkan pengalamannya dalam membeli dan menjual berbagai perusahaan, Nagamori bisa menyimpulkan bahwa “Karyawan yang lulus dari Universitas Bisnis besar dan ternama seperti Harvard dan MIT, merupakan karyawan yang tidak bagus dalam menghasilkan keuntungan,” itulah sebabnya ia mendirikan sekolah bisnis sendiri untuk mempersiapkan SDM in-house khusus bagi karyawan sendiri.
Shigenobu Nagamori juga menyadari kalau karyawan yang beragam ini perlu berkomunikasi dengan lebih efisien. Oleh karena itu ia tidak segan untuk memberikan dana kursus bahasa asing seperti bahasa Inggris, Cina mandarin atau Jepang dikalangan pekerja manajemen hingga operator. merupakan CEO yang melakukan revolusi kinerja pada perusahaan yang baru dibelinya. Nidec memulai projeknya dengan mempromosikan pemanfaatan pekerja wanita yang lebih baik. Langkah pertama yang dilakukan Shigenobu Nagamori adalah membuat posisi boss seperti senior manager agar pulang ke rumah dengan tepat waktu. Langkah tersebut langsung membuat waktu lembur perusahaan berkurang sebanyak 30%.
NIDEC Corporation juga memiliki tujuan untuk menggunakan uang yang disimpan dari hasil pengurangan jam kerja lembur diberikan dalam bentuk bonus atau tambahan uang gaji bagi pekerja yang memiliki produktifitas meningkat. Dalam melirik potensi bisnis perusahaan yang akan dibelinya pun Shigenobu Nagamori menggunakan metode yang mirip. Cara dagang yang dilakukan Nagamori untuk membuat perusahaan yang kurang menguntungkan menjadi menguntungkan lagi adalah dengan “menjual lebih banyak, sekaligus memotong biaya”, yaitu pendekatan dagang produksi dan penjualan lebih banyak, tetapi menekan biaya.
Kunci lain kesuksesan Nidec adalah akuisisi agresifnya. Nagamori dikenal luas sebagai maestro Merger dan akuisisi. Di bawah manajemennya, Nidec membeli beragam perusahaan, mengkosolidasi potensi dari perusahaan diseluruh penjuru Jepang, Amerika Serikat hingga indonesia. Nidec juga mampu memenangkan proyek total 56 kesepakatan di dalam dan luar negeri. Dalam wawancara baru-baru ini dengan The Nikkei, dia menyimpulkan rekor perolehannya sebagai: “56 menang, nol kekalahan. Semuanya sukses.”
Karena bencana alam, produk asal Taiwan bisa terkendala tak tentu, China & Jepang terkendala delay ±4 Minggu karena lead time logistik, harap maklum! ☹️ Tutup
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.