PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) tingkatkan investasi Rp12 triliun

Produsen baja nasional PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) menginvestasikan tambahan US $ 850 juta, atau sekitar Rp12 triliun, untuk meningkatkan efisiensi produksi dan untuk memfasilitasi ekspansi pasar.

“Kami ingin memastikan posisi kami yang semakin solid sebagai pemimpin pasar dalam industri baja nasional,” kata Presiden Komisaris PT GRP Tbk Tony Taniwan dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu.

Proses investasi dua-tahap terdiri dari $ 370 juta (Rp5,2 triliun) dana yang dicairkan untuk periode 2019-2021 dalam fase pertama dan $ 480 juta (Rp6,8 triliun) untuk periode 2021-2023 di fase kedua.

Kepala Teknis PT GRP Tbk Biplab Kumar Dutta menjelaskan bahwa investasi tahap pertama dilakukan untuk pengembangan mesin untuk membuat balok H dan besi tipe U untuk pabrik penampang ringan, tanur tinggi, transformator, dan mesin untuk membuat balok dan sudut H besar untuk pabrik bagian menengah.

Pada tahap kedua, ekspansi akan dilakukan untuk mengembangkan mesin pembuat pipa, mesin pemotong koil, dan pabrik hot rolled coil (HRC).

“Kontrak untuk investasi tahap kedua telah ditandatangani dan siap untuk dilangsungkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Suryo Bambang Sulistyo, memuji langkah yang diambil oleh PT GRP untuk meningkatkan investasi di tengah-tengah pandemi COVID-19.

“Mereka tentu saja memiliki strategi yang matang. Bisa jadi perusahaan melihat peluang pasar baja terbuka. Pada saat perusahaan lain melakukan kontrak, perusahaan ini sebenarnya mendahului. Oleh karena itu, ketika situasi telah membaik dan permintaan juga meningkat, ini perusahaan telah mengambil langkah maju, “katanya.

Investasi tambahan juga diproyeksikan untuk membantu mengurangi jumlah PHK dan membuka lapangan kerja, katanya.

“Makanya, ini sangat bagus dan harus didukung. Apalagi COVID-19 telah memicu banyak PHK,” katanya.

Karenanya, Kadin optimistis pemerintah akan mendukung industri baja dalam negeri.

Sulistyo berpendapat bahwa industri baja adalah aset nasional yang memberikan kontribusi signifikan untuk menggerakkan roda perekonomian nasional. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) mencatatkan kinerja yang kurang prima sepanjang tahun 2019. Tahun lalu, emiten produsen baja ini membukukan kerugian hingga US$ 12,53 juta. Padahal, pada akhir 2018 GGRP masih membukukan laba bersih hingga US$ 18,98 juta.

Turunnya laba bersih disebabkan oleh turunnya pendapatan bersih. GGRP hanya membukukan pendapatan bersih senilai US$ 823,50 juta tahun lalu, turun 5% secara tahunan atau secara year-on-year (yoy).

Penjualan baja lembaran dan turunannya masih menjadi kontributor utama yakni senilai US$ 480,43 juta. Sementara sisanya merupakan penjualan baja batangan dan turunannya sebanyak US$ 343,07 juta. Adapun penjualan yang dilakukan dengan jumlah pendapatan kumulatif melebihi 10% dari penjualan neto yaitu kepada PT Intisumber Bajasakti yakni sebesar 13,95% dari pendapatan total.

Sementara itu, beban pokok penjualan juga turun 4,5% menjadi US$ 782,78 juta seiring dengan turunnya pendapatan. Namun, beban penjualan serta beban umum dan administrasi tercatat naik masing-masing menjadi US$ 13,57 juta dan US$ 30,80 juta.

Kinerja GGRP diperberat dengan adanya beban lainnya (neto) senilai US$ 8,66 juta. Salah satu penyebabnya adalah membengkaknya kerugian akibat selisih kurs sebesar US$ 9,54 juta. Padahal, akhir 2018 GGRP masih menerima laba dari selisih kurs senilai US$ 23,88 juta.

Rugi selisih kurs terutama berasal dari pinjaman dana dan utang atas pembelian aset tetap dari PT Gunung Garuda (GRD), pihak berelasi, sebesar US$ 2,60 juta, liabilitas imbalan kerja sebesar US$1,32 juta, obligasi wajib konversi sebesar US$ 2,64, sedangkan sisanya berasal dari kegiatan operasi perusahaan,” tulis manajemen Gunung Raja Paksi dalam laporan keuangan akhir tahun 2019.

Per Desember 2019, jumlah aset GGRP mencapai US$ 1.07 miliar. Jumlah ini terdiri atas liabilitas senilai US$ 377,39 juta dan ekuitas senilai US$ 691,74 juta. Pada perdagangan Rabu (5/5), saham GGRP ditutup melemah 6,71% ke level Rp 278 per saham.

KESIMPULAN

Metalextra menawarkan beragam solusi cerdas industri presisi dari alat ukur, inpeksi hingga mesin kerja. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari spesialis yang dapat membantu Anda memilih yang akan memberi Anda manfaat maksimal.

Hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email : sales@metalextra.com Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber:  Antaranews JULY 2020

Tim Kreatif Metalextra.com, Kesimpulan di tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Awalnya dipublikasikan pada28 November 2019 @ 4:29 PM

Leave a Reply