Plastic Injection Moulding akan mengalami tantangan di 2020 ini!

Plastic injection merupakan proses manufaktur produk dengan bahan dasar plastic atau bahan turunan dari material polypropylene. Industri Pasar Plastic Injection Moulding telah terus bertumbuh dan berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Kami di Metalextra.com juga melihat beberapa tren yang terjadi yang merupakan katalisator untuk kemajuan yang potensial terutama bagi pasar industri di Indonesia yang selama ini juga merupakan negara konsumen produk turunan plastik terbesar di ASEAN.

Menurut Global Market Insights yang dikutip oleh media Business Week, pabrikasi cetakan Plastic Injection Moulding memang menjadi salah satu teknik pembentukan plastik yang paling umum digunakan di berbagai aplikasi industri saat ini. Sektor industri dalam otomotif, barang konsumen, elektronik, konstruksi umum, pengemasan, medis dan banyak lagi, semuanya mendapat manfaat dari tren yang muncul dalam pembuatan cetakan injeksi plastik dan menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Bahkan, pasar plastik cetakan injeksi global diperkirakan akan mencapai $ 162 miliar pada 2020.

Namun, pertumbuhan industri ini juga akan mengalami tantangan besar dari beragam tren di pasar maupun aturan pembatasan penggunaan plastik yang banyak diterapkan pemerintah dunia pada tahun 2021 nanti. Menurut kami di Metalextra, ada beberapa tantangan maupun faktor pendorong pertumbuhan yang mempengaruhi permintaan maupun perubahan barang-barang plastik cetakan-injeksi, yaitu sebagai berikut;

  1. Pabrikasi Menggunakan Bahan Kinerja Tinggi

    Salah satu tren dari pasar aplikasi material plastik yang terlihat adalah penggunaan varian produk yang lebih tahan suhu dan korosi oleh produsen. Pembuat dalam industri seperti otomotif menggunakan jenis bahan plastik – bukan baja – untuk meningkatkan umur panjang komponen dan merealisasikan manfaat lain seperti menurunkan bobot berbagai bagian untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar secara keseluruhan.

    Tentu saja pembatasan plastik ini akan berdampak langsung dalam mengubah pola hidup manusia modern. Pasar kemungkinan besar akan kembali beralih ke barang dan alat kemas makanan maupun minuman yang bisa digunakan berkali-kali dan memang tersertifikasi Food-grade Plastic. Namun, Manufaktur teknologi rendah tentunya akan terancam dan tidak bisa bersaing.

    Material plastik berkualitas tinggi seperti HDPE dan PE grade akan mengalami tingkat permintaan yang tinggi. Negara penghasil minyak juga akan berusaha untuk membuat fasilitas manufaktur pellet plastik jenis ini. Namun, imbasnya adalah manufaktur plastik lunak yang akan mengalami masa-masa sulit. HDPE sendiri dalam proses produksinya membutuhkan 1,75 kg minyak bumi (sebagai energi dan bahan baku) untuk membuat 1 kg HDPE. HDPE dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 2 pada simbol daur ulang. Sebagai referensi, pada tahun 2007, volume produksi HDPE mencapai 30 ton dan negara terbesar produsennya adalah Republik Rakyat Cina. 

    Selain itu, penggunaan bio-resin (plastik sadar lingkungan) terus mendapatkan daya tarik di arena cetakan injeksi plastik karena mereka memiliki dampak yang lebih rendah terhadap lingkungan daripada minyak atau resin berbasis minyak bumi – tanpa mengorbankan kegunaannya. Akhirnya, teknologi kini telah berevolusi yang memungkinkan pembuat plastik untuk mencetak logam, keramik dan karbida – selain plastik.

  2. Otomatisasi yang Lebih Baik melalui Peningkatan Perangkat Lunak

    Peningkatan teknologi telah dilakukan akhir tahun 2019 kemarin. Beragam produsen mesin CNC juga sudah beralih ke sistem control panel yang mampu menerima desain geometri langsung dari softawre desain. Pembuatan mould untuk cetakan injeksi plastik menjadi semakin mudah dan murah. Desain grafis seperti SolidWorks dan MoldFlow dari Autodesk mengalami perbaikan fitur secara signifikan dan termasuk pembaruan dan peningkatan yang akan membantu dalam meningkatkan desain bagian plastik dan cetakan injeksi, serta proses pembuatan secara keseluruhan. Namun, realitanya mesin injection tua dengan sistem operasi Windows XP seringkali belum cocok dengan software desain terbaru tersebut.

    Produsen plastik pellet puna akan mengalami tekanan untuk menggunakan bahan plastik bekas daur ulang yang kualitasnya tak menentu. Belum lagi resiko kualitas pellet plastik (hasil daur ulang) yang akan merendah seiring tuntutan regulator untuk penggunaan plastik daur ulang. Pada proses injeksi dan pemanasan elemen mold tersebut juga akan seringkali terjadi cacat produk seperti pengerutan, retak, dimensi tidak sesuai dan kerusakan saat produk dikeluarkan dari mould, sehingga banyak material yang terbuang percuma. Meskipun cacat produk tersebut dipengaruhi banyak factor, tetapi yang paling utama adalah masalah shrinkage, atau penyusutan material setelah terjadi pendinginan. Sangat penting untuk melakukan prediksi lebih awal terjadinya penyusutan setelah pendinginan untuk menghindari cacat produk. Hal ini tentunya menjadi tantangan serius bagi operator mesin injeksi plastik.

    Meningkatkan kualitas desain dan akurasi sejak awal memastikan biaya yang lebih rendah dan penghematan masa depan dalam proyek pengerjaan ulang. Perkembangan lain dalam jenis program perangkat lunak ini termasuk kemampuan untuk mensimulasikan bagaimana aliran plastik yang meleleh selama proses pencetakan injeksi, untuk memprediksi cacat yang terkait dengan manufaktur dengan lebih baik. Ini memungkinkan para perancang untuk mengevaluasi dan memodifikasi bagian manufakturabilitas dan membuat penyesuaian yang diperlukan, di awal proses desain, menghasilkan penghematan biaya sepanjang jalan.

  3. Tanggung jawab untuk Mendaur Ulang

    Penggunaan plastik dan material karet daur ulang pasti menjadi prioritas yang diatur oleh banyak negara. Eropa akan melarang total enggunaan plastik pada 2021, sedangkan perancis, Jerman dan bahkan Thailand sudah menyetop produksi barang plastic blowing sekali pakai di 2020 ini. Negara ASEAN lain seperti Singapore, hanya mengandalkan kebijakan ekstra costs yang mungkin kurang efektif untuk mencegah penggunaan plastik sekali pakai.

    Di Amerika Serikat sendiri, permasalahan plastik juga menjadi isu nasional. Dinegeri tersebut, plastik sebgaian besar tidak dapat didaur ulang karena tidak adanya fasilitas daur ulang yang memadai. Kenapa seperti itu? Karena lebih dari 25 tahun, AS dan negara-negara maju lainnya telah mengirim sampah plastik dalam jumlah besar ke Cina dan mendaur ulangnya di Indonesia dan ASEAN juga. Database Comtrade PBB juga telah memantau upaya daur ulang sejak 1992, sekitar setengah dari plastik dunia yang ditetapkan untuk didaur ulang telah diekspor ke Cina. Namun, sekitar setahun yang lalu, kebijakan Pedang Nasional Cina – melarang limbah plastik untuk diimpor – mulai berlaku. Akibatnya, pembuat cetakan plastik dan produsen lain terpaksa membuat rencana daur ulang yang bertanggung jawab untuk menangani dan membuang potongan plastik, dengan cara yang ramah lingkungan.

  4. Penerapan Plastik Reinforced yang Lebih Besar

    Penggunaan komposit plastik merupakan tren yang berkembang untuk pembuat cetakan plastik, karena bahan komposit ini biasanya menunjukkan berat rendah dan kekuatan tinggi. Serat umum yang disuntikkan ke dalam plastik meliputi: kaca, serat berbasis karbon, dan aramid. Industri yang mendapat manfaat dari produk plastik bertulang ini meliputi: otomotif, aerospace, konstruksi, daya, kelautan, bahan Nano, dan banyak lagi.

    Penggunaan plastik yang diperkuat dalam pembuatan merupakan tren yang menarik, karena biaya per-produk dikurangi dalam berbagai aplikasi, dengan tetap mempertahankan kekuatan bagian. Dalam aplikasi seperti otomotif dan dirgantara, pengurangan berat bagian dapat meningkatkan nilai produk akhir melalui penghematan bahan bakar yang lebih baik dan peningkatan aerodinamika. Namun hal ini juga menjadi tantangan bagi pabrikasi metalworking yang umumnya setiap hari membuat dan manufaktur moulding dies maupun memperbaiki dies yang rusak. Kenapa? Karena material tambahan tersebut bersifat abrasif dan mampu dengan cepat merusak mould yang terbuat dari material Tool Steel dengan kekuatan 45 hingga 55 HRC.  

    Karena tren dalam industri cetakan injeksi plastik ini terus terbentuk di sepanjang tahun 2020 ini. Kebutuhan akan perkakas cutting tool yang sanggup untuk memotong material komposit plastik maupun material logam casting mould akan semakin meningkat. Tentunya, Jika anda sudah siap, akan mendapat manfaat dari kemitraan dengan pakar industri dalam pembuatan plastik.

KESIMPULAN

Manajemen produksi dan riset akan mengalami tekanan untuk memastikan proses yang mulus mulai dari desain moulding hingga produk jadi. Pastikan untuk bermitra dengan anggota staf kami yang berpengalaman. Kami memiliki hubungan dengan manufaktur machine tools di seluruh dunia, memastikan kemampuan untuk menghubungkan persyaratan manufaktur Anda dengan solusi cutting tools dan alat perkakas presisi yang paling cocok untuk kebutuhan spesifik dan khusus Anda.

Metalextra berkomitmen untuk menyediakan teknologi permesinan yang unggul dan terdepan serta solusi proses rekayasa inovatif yang memungkinkan produsen untuk fokus membuat apa yang penting agar produktifitas industri presisi anda meningkat.

Untuk penawaran atau informasi lebih lanjut alat kerja perbengkelan profesional ataupun beragam alat ukur dimensi metric lainnya silahkan hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email : sales@metalextra.com 

Sumber:

Business Week/ Wallstreet Journal Issue 20 january 2020

Tim Kreatif Metalextra.com, Tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

 

Awalnya dipublikasikan pada22 January 2020 @ 12:59 PM

Leave a Reply