Pabrik gula didorong memanfaatkan teknologi modern yang didukung otomatisasi

Kementerian Perindustrian terus berupaya merevitalisasi industri gula di tanah air agar lebih produktif dan berdaya saing. Untuk dapat memenuhi kebutuhan domestik, pabrik gula di dalam negeri saat ini didorong supaya bisa memanfaatkan teknologi modern.

Kami juga fokus mengakselerasi pembangunan pabrik-pabrik gula baru yang terintegrasi dengan perkebunan tebu, sehingga mereka dapat beroperasi penuh,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita seusai mendampingi Presiden Joko Widodo pada acara peresmian pabrik gula PT Prima Alam Gemilang (PAG) di Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis (22/10).

PT Prima Alam Gemilang (PAG) merupakan unit usaha dari PT Jhonlin Agro Mandiri. PT Jhonlin Group juga memiliki beberapa linis bisnis dan unit usaha di berbagai bidang, seperti pertambangan batu bara, jasa pelabuhan, bongkar-muat di laut lepas, dan bisnis infrastruktur hingga bidang pengolahan karet remah dan minyak sawit (crude palm oil).

Menperin menegaskan, pihaknya mendukung tumbuhnya pabrik gula baru guna memenuhi kebutuhan pasar domestik yang semakin meningkat, baik itu untuk konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku industri makanan dan minuman.

Seperti yang disampaikan Bapak Presiden dalam sambutannya, saat ini kebutuhan komoditas gula di Indonesia mencapai 5,8 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, baru sebanyak 2,1 juta ton yang mampu diproduksi di dalam negeri,” ungkapnya.

Oleh karena itu, diperlukan kebijakan strategis yang dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif di tanah air. Guna mencapai sasaran tersebut, perlu adanya fasilitas memperoleh bahan baku dalam rangka pembangunan pabrik gula baru maupun perluasan.

Tujuannya adalah untuk menarik minat investasi, meringankan beban biaya investasi yang besar dan membantu efisiensi operasional pabrik,” ujar Agus. Dalam hal ini, pihaknya telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 10 Tahun 2017 tentang Fasilitas Memperoleh Bahan Baku Dalam Rangka Pembangunan Industri Gula.

Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT PAG Bombana yang telah berinvestasi membangun pabrik gula terintegrasi dengan kebun tebu, serta memanfaatkan otomatisasi pada proses produksinya. Sehingga, diyakini perusahaan bakal meningkatkan produktivitas dan kualitas secara lebih efisien.

Pengerjaan konstruksi pabrik gula yang diresmikan Presiden ini dimulai pada awal 2017 silam dan mulai berproduksi pada Agustus tahun 2020. Kapasitas pengolahan tebu pabrik ini sebanyak 8.000 ton cane per day (TCD), yang mampu ditingkatkan hingga 12.000 TCD. Dengan kapasitas tersebut, pabrik mampu memproduksi gula kristal putih sebanyak 800 hingga 1.200 ton per hari.

PT PAG Bombana akan menjadi pabrik gula dengan jumlah produksi terbesar di Indonesia yang dimiliki oleh pengusaha dalam negeri. Perusahaan ini juga didukung dengan sumber bahan baku area tebu inti plasma sebesar 22.797 hektare.

Yang patut dibanggakan juga dari investasi ini adalah mereka mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Dalam operasionalnya, kebun dan pabrik ini dapat membuka lapangan kerja hingga 15.000 orang,” ungkap Menperin.

Presiden Jokowi juga menegaskan, yang perlu digaris bawahi dari pembangunan sektor industri adalah penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat. Langkah ini dinilai akan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi Covid-19.

Di kala situasi ekonomi seperti ini, semua pengusaha pasti wait and see. Namun perusahaan ini berpikir untuk berinvestasi dan membuka usaha baru. Keputusan ini patut kita hargai,” ujarnya. Di samping itu, pendirian pabrik gula PT PAG Bombana didorong untuk mengurangi impor. “Artinya, bisa memperbanyak devisa negara dan memperkuat neraca transaksi berjalan kita,” imbuhnya.

Direksi PT PAG Bombana Arif Efendi sebelumnya menyampaikan, pabriknya sudah menggunakan teknologi canggih yang didukung otomatisasi. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. “Dengan demikian, kami mampu menghasilkan produk dengan incumsa di bawah 100 UI dan total Losis di bawah 1.8 pol gula,” ungkapnya.

PT PAG Bombana bertekad untuk turut berpartisipasi dalam upaya pemerintah mewujudkan swasembada gula dan ketahanan pangan. “Dengan kapasitas produksi yang cukup besar, kami berkomitmen memenuhi kuota gula Indonesia bagian timur dengan harga di bawah HET. Sehingga masyarakat mampu menikmati harga gula yang wajar,” tutur Arif.

Timothy Savitri selaku perwakilan dari pemilik perusahaan menambahkan, keberadaan perusahaan juga telah mampu mengangkat harkat dan kesejahteraan warga. Selain itu menciptakan lapangan kerja di tengah ancaman resesi ekonomi dan PHK akibat dari dampak pandemi Covid-19. “Kami ingin terus memberikan sumbangsih bagi ekonomi Indonesia dan mampu mempekerjakan warga lokal,” ujarnya.

KESIMPULAN

Pemerintah Indonesia bertekad untuk terus menciptakan iklim bisnis yang kondusif di tanah air. Di Metalextra, rencana kerja kami terlaksana karena kami mendengarkan, mengulas, dan menganalisis tantangan dari pelanggan kami. Spesialis kami akan memulai dengan menghabiskan waktu di lantai workshop Anda dan di laboratorium Anda. Kemudian, kami mencari solusi dan menemukan jawaban yang sesuai dengan kebutuhan anda.

Jika Anda berminat untuk membeli alat kerja presisi ataupun beragam alat aksesoris machining dan cutting tool dimensi metric lainnya silahkan hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email: sales@metalextra.com Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber:  Siaran Pers Kementrian Perindustrian OCTOBER 2020

Tim Kreatif Metalextra.com, Kesimpulan di tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Awalnya dipublikasikan pada27 February 2020 @ 3:01 PM

Leave a Reply