Metrologi di Indonesia seperti apa?

Cobalah bayangkan dunia tanpa alat ukur, tentu dunia menjadi tak teratur! Manusia di zaman kuno menggunakan ukuran dan perbandingan komponen tubuh penguasa mereka untuk mengukur berbagai hal. Oleh karena itu, kita akan bahas secara ringkas tentang Satuan Ukur yang digunakan dalam ilmu metrologi dimensi.

SATUAN UKUR FUNGSINYA APA?

Peradaban manusia didasarkan pada aturan dan kesepakatan pada pemimpinnya sedangkan satuan ukur serta alat ukur merupakan produknya. Orang Mesir mengukur dengan satuan ukur hasta yaitu jarak dari siku ke ujung jari pemimpinnya Fir’aun untuk merancang piramida. Satuan yang mirip juga diyakini jauh sebelumnya digunakan Nabi Nuh (AS) saat membangun Bahtera dalam satuan ukur “hasta”. Cara mengukur yang mirip juga diyakini digunakan oleh arsitek Jawa kuno dan manajer proyek kuno candi Borobudur yang dibangun sekitar tahun 800 masehi oleh wangsa Syailendra di Jawa Tengah, yang kala itu dipengaruhi Kemaharajaan Sriwijaya. Bahkan dengan satuan ukur yang dipengaruhi teknologi asal India tersebut, kerajaan kuno di Indonesia mampu berdagang sejauh jazirah Arab dan Madagascar dibarat dan negeri China dan Jepang ditimur.

Secara latar belakang sejarah, Indonesia saat masa lalu atau setidaknya suku bangsa pembentuk Indonesia tidaklah lebih rendah keahliannya dalam ekonomi dan dagang dibandingkan dengan teknologi bangsa besar di Asia seperti peradaban Bangsa Arab, India dan Cina. Walaupun dengan penyebutan yang berbeda, orang kuno di Indonesia juga mengukur jarak dari ujung ibu jari ke ujung jari telunjuk yang kita kenal dengan istilah “jengkal” dan membuat alat ukur sejenis kaliper dan mistar jangka protractor hingga mampu membuat peta navigasi dagang.

Di era moderen, satuan ukur jarak/dimensi didunia internasional terbagi menjadi 2, yaitu; Metric dan Imperial. Satuan ukur inilah yang digunakan menjadi standar dalam penakaran barang dagang komoditas eperti perdagangan barang tambang, hasil tani dan beragam produk turunan hasil industri dan manufaktur dunia. Tentu saja konversi alat dan satuan ukur beda negara akan sangat kecil nilainya jika hanya berukuran kecil, namun dalam jumlah yang besar tentu bernilai sangat tinggi dengan resiko kerugian yang besar bagi produsen maupun pembelinya.

ALAT & SATUAN UKUR MODERN DI INDONESIA

Memang harus diakui di lingkungan masyarakat Indonesia, sistem metrik dengan sistem British masih sering bertukar dalam kehidupan sehari-hari. misalnya kita saat mencari smartphone, spesifikasi layarnya masih pakai ukuran inchi, atau saat pilot pesawat terbang atau kapten kapal umumkan jarak tinggi dan tempuh masih pakai satuan feet/kaki dan satuan Miles. Mempromosikan lintas industri satuan Metrik yang jelas inilah merupakan tujuan kerja dari aparat pemerintah terkait.

Saat ini Indonesia hanya mengakui dan menerapkan secara resmi satuan ukur dimensi METRIK yang disahkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sedangkan terapan ilmu ukur METROLOGI dalam perekonomian nasional diawasi oleh Direktorat Metrologi Kementrian perdagagan dalam Sistem Pelayanan Perizinan Kemetrologian merupakan aplikasi pelayanan perizinan Alat – Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP), sedangkan pendaftaran sertifikasi badan dalam pengawasan Komite Akreditasi Nasional (KAN). 

Indonesia merupakan salah satu negara Asia yang pertama menerapkan Metric ini, sistem ukur yang juga diakui sama dan konstan diseluruh penjuru dunia. Sistem metrik yang terkalibrasi membuat produk buatan Indonesia bisa digunakan dan dipercaya oleh masyarakat seluruh dunia.

SATUAN UKUR INTERNASIONAL

Satuan ukur jarak/dimensi didunia terbagi menjadi 2, yaitu; Metric dan Imperial. Hampir 98% negara didunia menggunakan metric tapi negara Amerika Serikat masih menggunakan satuan warisan kolonial inggris yaitu Imperial atau Inch. Karena Amerika Serikat merupakan poros utama teknologi informasi, teknologi eksplorasi Minyak bumi, Gas, Industri berat dan Pertambangan, satuan ukur Inch masih dipakai dalam bidang kerja pembuatan perkakas dan pabrikasi dibidang tersebut, terutama dalam pengukuran pipa dan ulir sekrup fastener.

INCH/IMPERIAL ITU APA?

Diyakini sistem imperial ini diambil dari ukuran penggaris kayu abad ke-12 yang berasal dari jarak antara hidung Raja Henry I ke ibu jari jempolnya yang terulur rentang. Itulah kenapa sistem imperial ini bentuknya satuan pecahan yang sulit digunakan. Satuan ukur “suka-suka” seperti ini tentu menimbulkan selisih dimensi ukur jika dipaksakan konversi persamaan secara manual ke Metric. Jika ukuran kecil mungkin tidak terlalu berpengaruh, tapi jika selisih ini banyak jumlahnya, maka akan timbul kekacauan dalam ilmu konstruksi dan perdagangan internasional. Itulah sebabnya alat ukur moderen elektronik sudah memiliki prosesor konversi Imperial dan Metric agar bisa digunakan lebih fleksibel.

METRIC ITU APA?

Indonesia merupakan salah satu negara Asia yang pertama menerapkan Metric ini, sistem ukur yang juga diakui sama dan konstan diseluruh penjuru dunia. Sistem metrik yang terkalibrasi membuat produk buatan Indonesia bisa digunakan dan dipercaya oleh masyarakat seluruh dunia.

Awalnya, negara Perancis meresmikan sistem ukur metrik dalam hukum dagang Prancis pada tahun 7 April 1795. Satuan Metric awalnya berasal dari pengujian dan kolaborasi ilmuwan Perancis dan Swiss. Metric didefinisikan sebagai sepersepuluh juta jarak antara Kutub Utara dan Khatulistiwa melalui Paris, dengan nilai konstanta itu rumus turunan dirancang agar bisa linear ke satuan berat, massa, dimensi dan volume.

Saat ini Indonesia hanya mengakui dan menerapkan secara resmi satuan ukur dimensi METRIK yang disahkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sedangkan terapan ilmu ukur METROLOGI dalam perekonomian nasional diawasi oleh Direktorat Metrologi Kementrian perdagagan dalam Sistem Pelayanan Perizinan Kemetrologian merupakan aplikasi pelayanan perizinan Alat – Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP), sedangkan pendaftaran sertifikasi badan dalam pengawasan Komite Akreditasi Nasional (KAN). 

METROLOGY ITU APA?

Metrologi merupakan bidang ilmu yang merangkum jangkauan yang luas. Secara prinsip Metrologi bisa disimpulkan melalui tiga kegiatan dasar: definisi unit pengukuran yang diterima secara internasional, realisasi unit pengukuran ini dalam praktiknya, dan penerapan rantai keterlacakan (menghubungkan pengukuran dengan standar referensi). Konsep-konsep ini berlaku dalam derajat yang berbeda untuk tiga bidang utama metrologi: metrologi ilmiah; metrologi terapan, teknis atau industri, dan metrologi hukum. Kegiatan yang tumpang tindih ini digunakan dalam berbagai tingkatan oleh tiga sub-bidang dasar Metrologi.

Tujuh satuan dasar Sistem Satuan Internasional (disebut juga International System of Units dalam bahasa Inggris dan Système international atau SI dalam bahasa Perancis) ini mencakup satuan suhu (Kelvin), waktu (detik), panjang (meter), massa (kilogram), intensitas cahaya (kandela), jumlah zat (mol), dan arus listrik (ampere). CGPM pada 2018 lalu tidak mengubah satuan ukur (satu kilogram saat ini sama dengan satu kilogram sebelum 2018), namun mengubah definisi dari setiap satuan berdasarkan pada konstanta atau angka tetap di alam.

Hari Metrologi Sedunia kemudian ditandai sebagai perayaan tahunan penandatanganan Konvensi Meter pada tanggal 20 Mei 1875 oleh perwakilan dari tujuh belas negara. Konvensi menetapkan kerangka kerja untuk kolaborasi global dalam ilmu pengukuran dan dalam aplikasi industri, komersial, dan sosialnya. Kegiatan pengukuran digunakan dalam berbagai tingkatan oleh tiga sub-bidang dasar Metrologi serta melalui beragam metode dan alat bantu pengukuran atau measuring tools.

METROLOGI KENAPA SANGAT PENTING?

Metrologi (ilmu pengukuran) adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran, kalibrasi dan akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Metrologi mencakup tiga hal utama:

  1. Penetapan definisi satuan-satuan ukuran yang diterima secara internasional (misalnya meter)

  2. Perwujudan satuan-satuan ukuran berdasarkan metode ilmiah (misalnya perwujudan nilai meter menggunakan sinar laser)

  3. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan merekam nilai dan akurasi suatu pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan itu (misalnya hubungan antara nilai ukur suatu mikrometer ulir di bengkel dan standar panjang di laboratorium standar)

Metrologi dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama dengan tingkat kerumitan dan akurasi yang berbeda-beda:

  • Metrologi Ilmiah: berhubungan dengan pengaturan dan pengembangan standar-standar pengukuran dan pemeliharaannya.

  • Metrologi Industri: bertujuan untuk memastikan bahwa sistem pengukuran dan alat-alat ukur di industri berfungsi dengan akurasi yang memadai, baik dalam proses persiapan, produksi, maupun pengujiannya.

  • Metrologi Legal: berkaitan dengan pengukuran yang berdampak pada transaksi ekonomi, kesehatan, dan keselamatan.

BIDANG ILMU METROLOGI

Metrologi Ilmiah dibagi oleh BIPM (Bereau International des Poids et Measures), Biro Internasional Timbangan dan Takaran menjadi 9 bidang teknis:

  • panjang

  • kelistrikan

  • massa dan besaran terkait

  • waktu dan frekuensi

  • suhu

  • radiasi pengion dan radioaktivitas

  • fotometri dan radiometri

  • akustik

  • jumlah zat

Pencatatan data pengukuran dan ketelusuran maupun pelacakan nilai asal kalibrasi alat ukur diperlukan untuk memastikan kepercayaan dalam pengukuran. Pengakuan kompetensi metrologi dalam industri dapat dicapai melalui perjanjian saling pengakuan, akreditasi, atau peer review. Metrologi industri juga membutuhkan metode pengolahan data serta aksesoris transfer datanya.

UJIAN METROLOGI

Pemerintah Indonesia juga menyelenggarakan ujian kemampuan dan keahlian bagi pejabat yang dipercaya mengawasi dan mengatur bidang metrologi ini. Berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1047 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 879 tahun 2019 tentang Penetapan Unit Pembina Jabatan Fungsional Bidang Perdagangan dan Jabatan Fungsional Bidang Non-Perdagangan di Lingkungan Kementerian Perdagangan, maka sejak tahun 2020 Direktorat Metrologi menyelenggarakan Uji Kompetensi untuk Jabatan Fungsional Kemetrologian, yaitu:

  1. Jabatan Fungsional Penera
  2. Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
  3. Jabatan Fungsional Pengawas Kemetrologian
  4. Jabatan Fungsional Pengamat Tera

Uji Kompetensi diselenggarakan dalam rangka pengembangan kompetensi SDM Kemetrologian sehingga meningkatkan kinerja tertib ukur. Dalam menyelenggarakan Uji Kompetensi, Direktorat Metrologi berkomitmen untuk:

  1. Menyelenggarakan Uji Kompetensi yang profesional dan tidak memihak;
  2. Mewujudkan tata kelola organisasi sesuai asas-asas umum pemerintahan yang baik (good governance) dengan menerapkan SNI ISO/IEC 17024 : 2012 Persyaratan Umum Untuk Lembaga Sertifikasi Person dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi.

Sebagai upaya dari mewujudkan komitmen tersebut di atas, Direktorat Metrologi melakukan hal – hal sebagai berikut:

  1. menetapkan komitmen pimpinan untuk menjaga dan memastikan ketidakberpihakan dalam aktivitas uji kompetensi;
  2. mendokumentasikan kebijakan, struktur dan prosedur untuk mengelola ketidakberpihakan dan untuk memastikan bahwa aktivitas uji kompetensi dilakukan dengan selalu menerapkan ketidakberpihakan;
  3. bertindak tidak berpihak terhadap pemohon, calon dan person yang telah bersertifikat;
  4. memastikan kebijakan dan prosedur uji kompetensi adil terhadap pemohon, calon dan person yang telah bersertifikat;
  5. memastikan tidak menggunakan prosedur yang tidak adil, menghambat atau menghambat akses pemohon dan calon;
  6. bertanggung jawab terhadap ketidakberpihakan aktivitas uji kompetensi dan tidak mengijinkan adanya pengaruh keuangan/komersial atau tekanan untuk kompromi terhadap ketidakberpihakan;
  7. mengidentifikasi ancaman yang muncul dari lembaga terkait, dari hubungan, atau dari hubungan personel terhadap ketidakberpihakan dalam proses uji kompetensi;
  8. menganalisis, mendokumentasikan dan mengeliminasi atau meminimalisasi potensi konflik kepentingan yang muncul dari aktivitas proses uji kompetensi;
  9. memastikan aktivitas Uji Kompetensi terstruktur dan dikelola sehingga dapat menjaga ketidakberpihakan.

KESIMPULAN

Metrology merupakan ilmu pengukuran metrologi, bisa disimpulkan melalui 3 hal dasar: Definisi unit pengukuran standar internasional, Praktik realisasi unit pengukuran, dan Penerapan rantai keterlacakan (Nilai pengukuran dengan standar referensi).

Pentingnya memahami dan mempraktekkan ilmu ukur dengan alat ukur yang terlacak akurasi dan asal-usulnya tentu mempengaruhi kelancaran ekonomi usaha di masyarakat dan menunjukkan tingginya budaya dan kualitas kehidupan suatu bangsa.

Metalextra menjual beragam alat ukur Gauge beserta jig aksesorisnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam standar ISO Metrik maupun standar Jerman DIN, Jepang JIS dan Amerika Serikat ANSI. Jika Anda merasa sulit untuk mencari alat kerja industri yang lebih efektif, jangan ragu untuk mencari bantuan kami melalui email : sales@metalextra.com

Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber: Tim Kreatif Metalextra.com, Tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

https://metrologi.kemendag.go.id

https://www.bipm.org/en/home

http://ditjenpktn.kemendag.go.id/direktorat-metrologi

Paul Michel Munoz (2007). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Singapore: Didier Millet. hlm. 143. ISBN 981-4155-67-5.

Awalnya dipublikasikan pada4 Juli 2020 @ 5:02 PM

Tinggalkan Balasan