Keselamatan kerja Otomasi standarnya bagaimana?

Sebelum Anda mulai mempertimbangkan solusi otomatisasi, Anda juga perlu mengidentifikasi proses di mana Anda melihat ruang untuk perbaikan yang sesuai budget dan standar keselamatan kerja. Tentu saja karena teknologi otomasi yang terus berkembang, selalu ada perubahan signifikan dalam standar keamanan industri untuk robotika. Manajer keselamatan kerja, manajer operasional pabrik, dan lainnya perlu mengikuti kode dan peraturan terbaru. Lalu standar keamanan industri yang bagaimana bisa menjadi referensi awal anda?

STANDAR INDUSTRI KEAMANAN ROBOT OTOMASI

Saat ini, Indonesia memang belum secara keras membuat aturan mengenai Co-Bots maupun regulasi pada operasional sistem otomasi di industri manufaktur. Sistem otomasi ada dua jenis, yaitu full-automation yang tidak ada campur tangan manusia dalam prosees kerjanya, dan yang kedua yaitu Co-Bots, sistem otomasi yang membantu operator manusia.

Dalam industri otomasi internasional, setiap jenis otomasi umumnya memiliki standar penggunaan dan operasional otomasi yang mengacu pada Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Amerika Serikat (OSHA), ‘pelindung mesin’ yang berkaitan dengan persyaratan umum mesin dan industri umum (29 CFR 1910,212) secara konsisten masuk dalam sepuluh besar standar OSHA yang paling sering dikutip dilanggar pada tahun tertentu.

Berkat standar Robotic Industries Association (RIA) R15.06-2013, penilaian risiko yang tepat tidak lagi hanya merupakan praktik terbaik; seharusnya menjadi hal yang wajib. RIA 15.06-2013 menyelaraskan standar internasional dan AS. RIA 15.06-2013 ditulis agar sesuai dengan standar internasional yang sudah ada di Eropa. Standar ini membutuhkan identifikasi bahaya yang lebih baik tidak hanya terkait dengan gerakan robotik, tetapi juga dengan tugas yang sedang dilakukan. Selain itu, diperlukan validasi dan verifikasi sistem keselamatan yang digunakan dan memerlukan desain yang menggabungkan tindakan perlindungan untuk sel robot dan operator.

Beberapa perubahan terbesar dalam standar robot industri RIA 15.06 mencakup gerakan dengan peringkat keselamatan dan memungkinkan perangkat keamanan terprogram canggih untuk digunakan. Artinya, perangkat lunak tersebut sekarang akan diizinkan untuk mengontrol ‘nilai keamanan’ atau rating “safety” dari berbagai aspek fungsi robot, membatasi area di mana robot beroperasi dan kecepatan gerak robot.

Rangkaian produk aktuator dan aksesoris pneumatis dari SMC Jepang bisa menjadi referensi anda dalam membangun sistem otomasi yang aman dan terjamin.

DASAR-DASAR PENILAIAN RISIKO PELINDUNG MESIN OTOMASI.

Langkah pertama bagi profesional fasilitas / keselamatan kerja adalah mengidentifikasi dan memahami semua kode dan peraturan yang berlaku untuk fasilitas dan operasi mereka. Selanjutnya, mereka harus memeriksa pilihan pelindung mesin yang berlaku untuk aplikasi tersebut untuk memvalidasi sistem keselamatan dan komponennya. Risiko bahkan dapat bervariasi antara operasi serupa, tergantung pada eksposur karyawan dan faktor lainnya.

Menentukan resiko. Saat melakukan penilaian risiko yang tepat, point-of-operation guarding adalah aspek yang paling terlibat. Sangat mudah untuk menempatkan pelindung perimeter di sekitar seluruh proses. Namun, dalam kebanyakan situasi, operator mesin perlu berinteraksi dengan proses dengan memuat atau membongkar material (seperti logam yang akan dilas) dan ‘menjalankan’ mesin. Banyak detail yang harus dipertimbangkan dalam hal ini, termasuk tata letak atau desain proses dan batasan sistem.

Setelah keparahan potensi bahaya telah ditentukan, frekuensi atau durasi paparan dan kemungkinan menghilangkan atau membatasi paparan dapat membantu manajer keselamatan memilih perangkat pelindung mesin yang tepat. Selain itu, menggunakan rumus jarak yang diidentifikasi dalam pedoman OSHA dapat membantu dalam pemilihan ini.

Sistem otomasi dalam material handling bisa mempercepat proses produksi, namun tentunya dibutuhkan manusia untuk proses troubleshooitng, maupun maintenance.

CONTOH PRAKTIS PENERAPAN STANDAR KESELAMATAN OTOMASI

Mesin yang bergerak secara otomasi tentu memiliki pola pergerakan rutin yang bisa saja justru membahayakan bagi manusia yang tidak menyadarinya. Membatasi paparan bahaya dari mesin yang bergerak ini tentu perlu diantisipasi. Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Penggunaan pengamanan pasif seperti lampu sinyal dan Tirai plastik thermal anti radiasi untuk mempermudah penglihatan manusia akan zona beresiko radiasi. Tipe ini terutama digunakan pada mesin marking laser maupun mesin las dengan suhu yang panas dan berdebu.

  • Menggunakan pengamanan aktif dengan peringatan seperti sensor pemindai laser, dan perangkat penginderaan kehadiran lainnya bisa digunakan sebagai metode pelindung mesin yang umum digunakan dan diterima secara luas di fasilitas manufaktur dari otomotif Tier 1 hingga bengkel workshop mesin kecil dan fasilitas fabrikasi. Sistem ini beroperasi mirip dengan sensor parkir pada mobil yang bisa mendeteksi obyek benda lain dan bisa memberikan feedback suara alarm.

  • Dengan penginderaan kehadiran, proses otomatis berhenti setelah pancaran inframerah perangkat keamanan terputus. Dalam banyak kasus, perangkat ini memberikan keamanan yang dapat diterima. Namun, ini tidak selalu menjadi pilihan terbaik di semua aplikasi, terutama setelah penilaian risiko dilakukan.

  • Kombinasi dari alat perintang pasif dan aktif. Digabungkan dengan interlock pengaman (hingga PLe per EN ISO 13849-1 jika diintegrasikan dengan benar), pintu penghalang otomatis yang bekerja cepat atau tirai lipat menawarkan peningkatan tingkat perlindungan untuk pelindung titik operasi.

SERTIFIKASI STANDAR BERDASARKAN ISO

Sistem pengemasan di Indonesia sebagian besar masih bersifat padat karya.

Anda bisa mempelajari lebih lanjut mengenai sertifikasi EN 954-1 hingga ISO 13849-1 dan EN 62061. Namun menurut tim kami di Metalextra, standar ISO 13849-1 memberikan serangkaian aturan yang ditentukan dengan jelas untuk diikuti saat merancang sistem keselamatan sebagaimana diterapkan pada sistem kontrol alat berat industri. Didefinisikan secara resmi sebagai “keselamatan mesin, bagian sistem kontrol yang terkait dengan keselamatan, prinsip umum untuk desain”, perubahan regulasi ini diperlukan karena proses manufaktur yang semakin kompleks menggunakan teknologi robotik dan otomatis.

Mengidentifikasi semua yang perlu Anda ketahui saat mempertimbangkan solusi otomatisasi dan cara mengintegrasikannya dengan mulus ke dalam manufaktur Anda merupakan tanggungjawab yang besar. Standar ISO 13849-1 kami anggap lebih praktis karena menerapkan akal sehat dan memaksa manajer fasilitas untuk memvalidasi sistem keselamatan mereka, sedangkan EN 954-1 hanya mewajibkan fasilitas untuk menerapkan perangkat keselamatan (kontrol) dengan benar, yang menetapkan teknologi usang yang tidak dapat diprogram.

KESIMPULAN

Teknologi baru tentunya menuntut konsentrasi baru bagi manufaktur untuk mempelajari dan mengeluarkan biaya ekstra untuk mendidik tenaga operasionalnya sekaligus mendaftarkan sertifikasi bagi production line yang sudah otomasi. EN ISO 13849-1 pada akhirnya membuat lingkungan manufaktur yang jauh lebih aman karena memperhitungkan kesenjangan regulasi dalam standar yang lebih lama. Untuk regulasi seperti RIA 15.06 dan EN ISO 13849-1, penting untuk mengikuti teknologi keselamatan terbaru dan terbaik yang tersedia untuk mencocokkan produk yang tepat dengan proses yang benar.

Jika Anda berminat untuk membeli alat kerja perbengkelan profesional ataupun beragam alat ukur dimensi metric lainnya silahkan hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email : sales@metalextra.com Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber:

iso.org/

blog.isa.org/

Tim Kreatif Metalextra.com, Tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Awalnya dipublikasikan pada11 January 2020 @ 3:16 PM

Leave a Reply