Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT)

Berbagai kemajuan proyek-proyek konektivitas, kerja sama fasilitasi perdagangan dan investasi, serta kerja sama di sektor lainnya dilaporkan Deputi Rizal selaku Ketua Senior Officials IMT-GT tahun ini. Salah satu bentuk penguatan konektivitas di kawasan adalah penyelesaian jalan tol rute Pekanbaru-Dumai yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 25 September 2020 lalu. “Jalan tol rute Pekanbaru-Dumai akan mendukung konektivitas darat di Dumai sekaligus untuk mendorong operasionalisasi konektivitas laut Dumai-Melaka dengan kapal ro-ro (roll-on/roll-off),” jelas Mendag.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto memimpin Pertemuan Tingkat Menteri ke-26 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang dilaksanakan secara virtual kemarin, Kamis (26/11) dari Nusa Dua, Bali. “Pertemuan hari ini menunjukkan pentingnya kerja sama kawasan subregional dalam menghadapi berbagai tantangan yang muncul akibat pandemi Covid-19.

Kawasan ini merupakan para tetangga terdekat kita dan berbatasan langsung dengan Sumatra,” tutur Mendag Agus dalam sambutannya. Pertemuan tersebut diikuti Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia, Menteri Keuangan Thailand, Wakil Presiden Asian Development Bank, dan Sekretaris Jenderal Sekretariat ASEAN.

Turut hadir secara virtual yaitu Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno, serta Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman. Di tengah situasi pandemi ini, ketiga negara tetap berkomitmen untuk melaksanaan berbagai program kerja sama yang telah dicanangkan bersama dan tertuang dalam dokumen Cetak Biru IMT-GT 2017–2021. Hal ini untuk mencapai visi IMT-GT 2036 dalam menjadikan kawasan yang terintegrasi, inovatif, inklusif, dan berkelanjutan.

Memasuki akhir periode Cetak Biru 2017-2021, IMT-GT perlu mendorong agar target-target dalam Cetak Biru tersebut dapat segera tercapai. Perlu juga dimulai penyusunan Cetak Biru IMT-GT 2022–2026 dengan mengidentifikasi langkah-langkah strategis di masing-masing sektor, khusunya dengan memperhatikan kondisi global saat ini dan visi IMT-GT 2036. Salah satu kerja sama yang akan didorong adalah transformasi digital melalui pengembangan platform niaga elektronik serta pemanfaatan teknologi yang inklusif, khususnya bagi UMKM, pengembangan food estate sebagai bagian dari program ketahanan pangan; serta mendorong kemajuan pariwisata di kawasan.

Indonesia juga mendorong dijadikannya IMT-GT sebagai kekuatan ekonomi halal di kawasan dan global, yang turut mendorong UMKM berorientasi ekspor di industri halal. Saat ini, kawasan IMT-GT telah berhasil mencetak sebanyak 4.054 UKM halal yang berorientasi ekspor hingga akhir Oktober 2020. Jumlah ini melampaui target yang ditetapkan sebelumnya, yaitu 3.000 UKM pada 2021. “Kerja sama subregional IMT-GT memiliki sejumlah proyek kerja sama yang memberikan manfaat bagi masyarakat, mempersempit kesenjangan antar daerah, dan memajukan perekonomian Indonesia dan kawasan.

Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan koordinasi dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, serta seluruh pemangku kepentingan terkait,” urai Mendag. Sekilas mengenai IMT-GT IMT-GT diresmikan pada 20 Juli 1993 dan bertujuan untuk melahirkan pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan ASEAN yang mampu berkembang secara progresif sebagai building block Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Hal tersebut diharapkan mampu mempercepat pembangunan sosio-ekonomi yang inklusif; merata dan berkeadilan; serta memperkecil kesenjangan sosioekonomi antardaerah di kawasan perbatasan.

Keanggotannya Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) terdiri dari 10 provinsi di Sumatra, 8 negara bagian di Malaysia, dan 14 provinsi di Thailand. Terdapat tujuh Working Groups yang membidangi berbagai area kerja sama strategis, yaitu WG on Human Resource Development (WG HRD) Education and Culture; WG on Agriculture, Agro-based Industry; WG Environment; WG on Trade and Investment (WGTI) dengan Kemendag selaku focal point; WG on ICT and Transport Connectivity; WG on Tourism; dan WG on Halal Products and Services (WG HAPAS).

KESIMPULAN

Tentunya kegiatan industri di Indonesia saat ini harus berpedoman pada protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Di Metalextra, rencana kerja kami terlaksana karena kami mendengarkan, mengulas, dan menganalisis tantangan dari pelanggan kami. Spesialis kami akan memulai dengan menghabiskan waktu di lantai workshop Anda dan di laboratorium Anda. Kemudian, kami mencari solusi dan menemukan jawaban yang sesuai dengan kebutuhan anda.

Jika Anda berminat untuk membeli alat kerja presisi ataupun beragam alat aksesoris machining dan cutting tool dimensi metric lainnya silahkan hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email: sales@metalextra.com Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber:  Siaran Pers Kementrian Perdagangan NOVEMBER 2020

Tim Kreatif Metalextra.com, Kesimpulan di tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Awalnya dipublikasikan pada4 Mei 2020 @ 3:04 PM

Tinggalkan Balasan