Buffing itu apa sih?

Proses finishing memiliki maksud dan tujuan masin-masing yang bisa disesuaikan dengan kegunaannya. Proses finishing pada permukaan pisau daging yang tajam atau poles material galvanis pada saat memoles body mobil Jepang yang tipis tentu membutuhkan teknik dan alat kerja yang berbeda pula. Dalam artikel ini kita membahas pengertian dari buffing dan poles secara umum yang berfungsi untuk memperbaiki tampilan permukaan benda kerja dengan hasil yang diinginkan.

POLISHING VS BUFFING

Dalam proses finishing akhir, dikenal ada 2 tahapan kerja yang diperlukan dalam menghasilkan permukaan benda kerja yang diinginkan. Polishing dan buffing merupakan proses finishing untuk menghaluskan permukaan benda kerja menggunakan abrasive dan roda kerja atau kulit pengasah maupun kombinasi alat kerja friksi gesek yang lain.

Guratan hasil penggergajian maupun dari hasil amplas bisa dihilangkan dengan serangkaian proses poles finishing secara bertahap. Hasil poles akhir yang terbaik tentu menghasilkan permukaan benda yang berkilau seperti cermin.

Bedanya Polishing dan Buffing itu apa? Polishing merupakan proses friksi atau proses penggosokan yang agresif, tetapi tidak sekasar amplas. Sedangkan buffing lebih medium dan mengarah ke hasil yang lebih halus dan cerah. Tingkat poles yang lebih halus lagi disebut dengan Lapping. Kesalahpahaman umum dalam operasional adalah tentang penentuan standar kualitas permukaan yang dipoles. apakah dilihat dari warna permukaan yang cerah atau lebih jauh lagi dengan pengukuran tingkat pantulan sinar, atau bahkan tingkat kekasaran permukaan. Namun sebagian besar permukaan benda logam maupun plastik yang terang seperti kaca sebenarnya karena digosok dan disepuh dengan proses buffing.

Poles polishing, sering digunakan untuk meningkatkan atau mengubah penampilan suatu benda, mencegah kontaminasi debu, menghilangkan oksidasi, membuat permukaan reflektif, atau mencegah korosi pada pipa. Dalam metalografi dan metalurgi, pemolesan dengan metode polishing digunakan untuk membuat permukaan yang rata, bebas cacat untuk diperiksa mikro logam di bawah mikroskop. Bantalan pemolesan berbasis silikon atau larutan berlian dapat digunakan dalam proses pemolesan. Baja tahan karat yang dipoles juga dapat meningkatkan manfaat sanitasi dari itu.

Penghapusan oksidasi (menodai) dari benda-benda logam dilakukan dengan menggunakan pemoles logam atau penghilang noda; ini juga disebut pemolesan. Untuk mencegah oksidasi yang tidak diinginkan, permukaan logam yang dipoles dapat dilapisi dengan lilin, minyak, atau pernis. Ini khususnya kepedulian terhadap produk paduan tembaga seperti kuningan dan perunggu.

Meskipun digunakan kurang luas daripada pemolesan mekanis tradisional, electropolishing adalah bentuk pemolesan alternatif yang menggunakan prinsip-prinsip elektrokimia untuk menghilangkan lapisan mikroskopis logam dari permukaan dasar. Metode pemolesan ini dapat disesuaikan untuk memberikan berbagai hasil akhir, mulai dari matte to mirror-bright. Electropolishing juga memiliki keunggulan dibandingkan pemolesan manual tradisional di mana produk jadi tidak akan mengalami kompresi dan deformasi yang secara tradisional terkait dengan proses pemolesan.

BUFFING BISA MENCERAHKAN DAN MENGUBAH WARNA PERMUKAAN MATERIAL

Bila dipadukan dengan teknik buffing dan alat poles yang benar, senyawa pemoles compound memiliki kemampuan untuk menghasilkan efek super licin dan menghaluskan cat sekaligus menghilangkan goresan ringan dari cat maupun dari permukaan logam.

Senyawa buffing bisa memiliki material initi yang terbuat dari senyawa minyak bumi maupun turunan dari minyak nabati. Tentu saja senyawa buffing pun terbagi lagi dalam bentuk dan tekstur seperti pasta/odol gigi, tipe cair yang sudah diencerkan dan bertipe compound padat atau buffing cake yang rupanya seperti sabun batangan. Umumnya, kalangan industri dan pengrajin poles buffing lebih memilih senyawa buffing tipe compound padat dan tipe pasta yang aman untuk disimpan dan masih murni belum dicampur karena lebih ekonomis dan lebih mudah diprediksi hasilnya. 

Setiap perangkat finishing, disarankan untuk digunakan dengan buffing cake, dan teknik polishing yang sesuai agar memberikan permukaan yang jauh lebih halus dengan pewarnaan reflektif, terutama ketika Anda ingin segera melembutkan permukaan rambut pada benda kerja setelah memotong pada mesin penggilingan.

BUFFING PROSES KERJA AWAL MULAINYA DARIMANA?

Kondisi material yang ada menentukan jenis abrasive apa yang akan cocok diterapkan. Tahap pertama, jika bahan tersebut belum selesai dipersiapkan, maka langkah awal bisa dimulai dengan abrasive kasar atau proses pengamplasan (mungkin 60 atau 80 grit) dan setiap tahap selanjutnya menggunakan abrasive yang lebih halus, seperti grit 120 , 180, 220/240, 320, 400 dan abrasive grit yang lebih tinggi, hingga selesai yang diinginkan tercapai. Lewat kasar (yaitu grit besar) melewati menghilangkan ketidaksempurnaan dalam permukaan logam seperti lubang, lecet, garis, dan goresan.

Abrasive yang lebih halus meninggalkan garis yang semakin halus yang tidak terlihat oleh mata telanjang. Selesai no.8 (“mirror”) membutuhkan senyawa polishing dan buffing, dan roda polishing yang melekat pada mesin polishing kecepatan tinggi atau bor listrik.

Proses Lapping dengan menggunakan fil yang memiliki gradasi permukaan yang berbeda merupakan alat kerja poles tingkat akhir yang paling halus pada material metal, plastik maupun kaca. Efek yang serupa juga bisa ditandingi dengan senyawa pasta buffing compound.

Pelumas seperti lilin dan minyak tanah dapat digunakan sebagai media pelumas dan pendingin selama operasi ini, meskipun beberapa bahan pemoles dirancang khusus untuk digunakan “kering.” Penggosok dapat dilakukan dengan tangan dengan penggosok stasioner atau penggiling cetakan, atau dapat otomatis menggunakan peralatan khusus.

Ketika buffing ada dua jenis gerakan buffing: gerakan memotong dan gerakan warna. Gerakan potong dirancang untuk memberikan hasil akhir yang seragam, halus, semi cerah. Hal ini dicapai dengan menggerakkan benda kerja terhadap rotasi roda buffing. , saat menggunakan tekanan sedang hingga keras. Gerakan warna memberi permukaan yang bersih, cerah, dan mengkilap. Hal ini dicapai dengan menggerakkan benda kerja dengan rotasi roda buffing, sambil menggunakan tekanan sedang hingga ringan.

Ketika memoles kuningan (logam yang lebih lunak) sering ada tanda menit pada logam yang disebabkan oleh kotoran. Untuk menghaluskan tanda yang lebih halus, permukaan dipoles dengan grit (600) yang sangat halus, berlapis tembaga, kemudian digosok hingga selesai dengan pemoles material kain seperti felt wheel maupun jenis sisal wheel.

Teknik polishing dan alat kerjanya ada beragam jenis. Namun pada umumnya membutuhkan gerakan poles melingkar seperti angka 8 maupun angka 0 dan bentuk spiral angka 6.

Operasi pemolesan untuk barang-barang seperti pahat, palu, obeng, kunci pas, dll., Diberi lapisan akhir yang halus tetapi tidak berlapis. Untuk mencapai lapisan akhir ini diperlukan empat operasi: pengasaran, pengikisan kering, pengolesan, dan pewarnaan. biasanya dilakukan pada roda gerinda padat dan untuk pemolesan ekstra halus operasi pelumasan dapat dipecah menjadi dua operasi: pelumasan kasar dan pelumasan halus. Namun, untuk barang-barang murah uang dihemat dengan hanya melakukan dua operasi pertama saja.

KOMBINASI COMPOUND DAN RODA BUFFING 

Material logam tentu memiliki karakter teresndiri. Logam Baja stainless memiliki titik panas yang berbeda dengan material casting iron atau besi karbon. Oleh sebab itu untuk mempermudah pencarian alat kerja dan proses kerja, umumnya proses pengerjaan material dan peralatan dalam teknik finishing sudah dikategorikan berdasarkan dari warna perkakas maupun warna dari compound yang digunakan. Contoh benda kerja yang bisa jelas kita lihat menggunakan teknik polisihing bertahap adalah peralatan makan seperti pisau, sendok dan lainnya. Material logam tersebut setelah dicetak tuang dihaluskan dengan glasir halus atau glasir biru. Pengamplasan awal dilakukan terlebih dahulu kemudian material digosok halus menggunakan abrasif yang longgar agar menipiskan sejumlah besar bahan sehingga berkilap.

Menzerna dari Jerman ini merupakan senyawa buffing yang memiliki tekstur pasta yang siap pakai. Namun sebelum anda memulai buffing, sebaiknya permukaan material harus dicuci bersih dan sedikit lembab terlebih dahulu.

Hal ini mempermudah kalangan industri untuk mencocokkan dan menentukan pembelian alat kerja maupun consumable yang sesuai dengan kebutuhan. Umumnya warna gelap untuk material yang memiliki grit yang kasar sedangkan material yang lembut akan berwarna hijau dan gradasinya. Panduan umum penggunaannya buffing compound maupun alat kerja asah sebagai berikut:

Plastics

Silver, gold & thin plates

Nickel & chrome plating

Copper, brass, aluminium, pot metal & soft metals

Steel & iron

Stainless steel

Buff type

Rough

Initial buff

Final buff

Rough

Initial buff

Final buff

Rough

Initial buff

Final buff

Rough

Initial buff

Final buff

Rough

Initial buff

Final buff

Rough

Initial buff

Final buff

Sisal

X

X

X

Spiral sewn

X

X

X

X

X

Loose

X

X

X

X

Canton flannel

X

X

String

X

X

X

Compound

Black

X

X

X

Brown

X

X

White

X

X

X

Blue

X

X

X

X

X

X

Green

X

X

Red

X

X

X

BLACK= Ampelas Senyawa, bahan kasar abrasif untuk menghilangkan goresan, lubang, cat, karat dll. Abrasive: Ampelas.
BROWN= Senyawa Tripoli digunakan untuk keperluan umum memotong dan warna pada sebagian besar logam lunak. Abrasive: Batu busuk.
WHITE = Blizzard compound, digunakan untuk warna dan finishing akhir dari logam yang lebih keras, memiliki aksi pemotongan. Brasive: white aluminium oxide.
BLUE= Pengering, roda hampir tidak berminyak – dirancang untuk memoles tanpa tindakan pemotongan. Aman di piring tipis. Gunakan roda sendiri.
GREEN = Digunakan khusus untuk Stainless Steel. Brasive: green chromium (III) oxide.
RED = Jeweler’s Rouge, dirancang untuk memoles tanpa tindakan pemotongan. Aman di atas pelat tipis. Gunakan di atas rodanya sendiri. Brasive: Iron (III) oxide.
Flap wheel seperti ini tidak terlalu perlu compound lagi, karena umumnya sudah memiliki minyak compound disetiap helai flap tersebut. Hasil poles yang baik itu membutuhkan latihan dan pengalaman, sayangnya tidak ada kursus maupun tutorial baku dan sekolah keahlian untuk teknik buffing ini di Indonesia.

KESIMPULAN

Setiap perkakas polising maupun buffing memiliki kandungan Mineral dan zat aditif yang digunakan untuk memotong, grinding, menipiskan, semir dan memoles bahan berbagai material lainnya. Setiap jenis dan tahapan proses abrasive bisa menghasilkan lapisan permukaan satin, matte atau beaded untuk pelapisan lebih lanjut atau tujuan lain. Pemesinan abrasif juga digunakan sebagai proses finishing permukaan benda kerja dengan cara digosok dan gesekan friksi untuk mendapatkan bentuk akhir yang diinginkan.

Di Metalextra, rencana kerja kami terlaksana karena kami mendengarkan, mengulas, dan menganalisis tantangan dari pelanggan kami. Spesialis kami akan memulai dengan menghabiskan waktu di lantai workshop Anda dan di laboratorium Anda. Kemudian, kami mencari solusi dan menemukan jawaban yang sesuai dengan kebutuhan anda.

Jika Anda berminat untuk membeli alat kerja presisi ataupun beragam alat aksesoris machining dan cutting tool dimensi metric lainnya silahkan hubungi kami melalui chat online yang ada di pojok kanan bawah website ini atau melalui email: sales@metalextra.com Semoga bermanfaat. Wassalam!


Sumber:

Tim Kreatif Metalextra.com, tulisan ini merupakan opini Pribadi di media milik sendiri.

Awalnya dipublikasikan pada24 February 2020 @ 3:51 PM

Leave a Reply